Tuesday, November 25, 2008

Gehh..............

Just read an article at detik.com soal peraturan baru disebuah negara. Peraturan yang menyatakan bahwa yoga itu terlarang untuk dilakukan oleh penganut agama tertentu, dengan alasan bahwa dalam yoga itu terkait praktik-praktik agama tertentu yang bisa merusak iman penganut agama lain.

Sebagai pecinta yoga (yang walaupun bodoh tidak bisa-bisa melakukan gerakan dengan sempurna sampai membuat instruktur frustasi), saya tidak habis pikir kenapa ada orang yang bisa terpikirkan membuat peraturan semacam ini. Selama beryoga, tidak pernah terpikirkan sedikitpun bahwa gerakan-gerakan yang dilakukan itu merupakan ajaran dari agama tertentu. Yang dipikirkan cuma "Oh God, buset pegel banget. How long do I have to stay in this position? Ketarik nih arrrrgggh. Help!"

Yoga yang selama ini saya ketahui dan praktekan (once again ini pendapat amatiran) cuma gerakan olahraga biasa plus pernafasan. Tidak ada tuh meditasi yang mendalam dll dll. Cuma ada cooling down after, yang harusnya biasa dong, aerobik aja melakukan hal itu. Huaaaah.... exhale.

Padahal belum lama saya juga membaca bahwa negara ini melarang anak perempuan berperilaku tomboy. Alasannya simpel karena takut itu akan mengarah ke arah mencintai sesama jenis. Gubrak...
Give me a break... walaupun 1 jenis khan tetep aja ada yang perannya lebih feminim dan yang lebih tomboy. Jgn men-samarata-kan gitu dong. For example, Portia de Rossi khan cantik, feminim, hot blonde girl. Tapi toh tetep dia marry Ellen, not a guy. Kalau memang sudah panggilan hati mau gimana lagi?

Beberapa bulan sebelumnya juga dikeluarkan larangan agar perempuan tidak mengenakan lipstik merah menyala. I mean, what????! Apa salahnya pake lipstick merah kalau memang bagus dan cocok? Kayaknya tidak ada cewe sebagai pemakai yang berniat menggunakan lipstick yang membuat dia tampak lebih jelek or looks like a whore/slut/tramp/hooker. Namanya juga make up! Suppose to make us girls prettier. Up people up! Not make down.

Kenapa dijaman yang pendidikan dan teknologinya sudah semaju saat ini, masih saja terdapat orang-orang yang memilih untuk menggunakan peraturan yang ketat untuk mengontrol masyarakatnya. Bukankah seperti seorang anak kecil yang ingin mengambil pasir sebanyak mungkin untuk membangun kastil impiannya dipantai, yang belajar bahwa semakin kencang dia menggenggam, semakin banyak pasir yang berjatuhan disela-sela jari mungilnya? yang belajar bahwa dengan mengendurkan cengkraman justru dapat menampung pasir lebih banyak.

No comments: